PERNYATAAN TNI AD ALASAN PENEMBAKAN DI LP CEBONGAN OLEH KOPASSUS Jiwa Karsa Kehormatan Kopassus
PERNYATAAN TNI AD ALASAN PENEMBAKAN DI LP CEBONGAN OLEH KOPASSUS Jiwa Karsa Kehormatan Kopassus. Penyerangan LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, oleh oknum TNI AD adalah tindakan seketika yang dilatari jiwa korsa dan bela kehormatan kesatuan. Latar belakang penyerangan Lapas Sleman tersebut adalah pengeroyokan dan pembunuhan tragis, sadis, dan brutal terhadap Serka Santoso di Hugo's Cafe. Pernyataan ini membantah isi facebook Idjon Djanbi bahwa penembakan LP Sleman adalah kepolisian.
"Ini dilatari jiwa korsa yang kuat, yang merupakan roh setiap satuan militer. Namun, harus diakui bahwa penerapan jiwa korsa dalam penyerangan ke Lapas Cebongan adalah penerapan jiwa korsa yang tidak tepat," kata Ketua Tim Investigasi TNI AD terkait penyerangan LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Brigjen TNI Unggul Yudhoyono, di Mabes TNI, Jakarta, Kamis (4/4/2013).
Menurut Brigjen Unggul, para pelaku menyatakan sepenuhnya sadar dan siap mempertanggungjawabkan perbuatan, apa pun risikonya.
"Hasil investigasi dan proses hukum selanjutnya akan dilakukan oleh Puspom TNI AD," kata Brigjen Unggul.
Sebelumnya, gerombolan bersenjata api laras panjang, pistol, dan granat menyerang lapas. Awalnya, mereka mengaku dari Polda DI Yogyakarta sambil menunjukkan surat berkop Polda. Mereka mengaku ingin membawa empat tersangka kasus pembunuhan Serka Santoso, anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus), di Hugo's Cafe, Selasa lalu.
Mereka mengancam meledakkan lapas ketika permintaan ditolak pihak lapas. Akhirnya, petugas membukakan pintu dan belasan orang memakai penutup mata masuk. Mereka menyeret petugas lapas menunjukkan empat tahanan yang dicari.
Empat tahanan tersebut akhirnya ditembak mati. Mereka yakni Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait. Mereka tercatat sebagai desertir anggota kesatuan Kepolisian Resor Kota Besar Yogyakarta. Sebelum kabur, mereka juga membawa rekaman CCTV. Aksi itu hanya berlangsung 15 menit.
"Ini dilatari jiwa korsa yang kuat, yang merupakan roh setiap satuan militer. Namun, harus diakui bahwa penerapan jiwa korsa dalam penyerangan ke Lapas Cebongan adalah penerapan jiwa korsa yang tidak tepat," kata Ketua Tim Investigasi TNI AD terkait penyerangan LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Brigjen TNI Unggul Yudhoyono, di Mabes TNI, Jakarta, Kamis (4/4/2013).
Menurut Brigjen Unggul, para pelaku menyatakan sepenuhnya sadar dan siap mempertanggungjawabkan perbuatan, apa pun risikonya.
"Hasil investigasi dan proses hukum selanjutnya akan dilakukan oleh Puspom TNI AD," kata Brigjen Unggul.
Sebelumnya, gerombolan bersenjata api laras panjang, pistol, dan granat menyerang lapas. Awalnya, mereka mengaku dari Polda DI Yogyakarta sambil menunjukkan surat berkop Polda. Mereka mengaku ingin membawa empat tersangka kasus pembunuhan Serka Santoso, anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus), di Hugo's Cafe, Selasa lalu.
Mereka mengancam meledakkan lapas ketika permintaan ditolak pihak lapas. Akhirnya, petugas membukakan pintu dan belasan orang memakai penutup mata masuk. Mereka menyeret petugas lapas menunjukkan empat tahanan yang dicari.
Empat tahanan tersebut akhirnya ditembak mati. Mereka yakni Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait. Mereka tercatat sebagai desertir anggota kesatuan Kepolisian Resor Kota Besar Yogyakarta. Sebelum kabur, mereka juga membawa rekaman CCTV. Aksi itu hanya berlangsung 15 menit.
Comments
Post a Comment